Monday, April 30, 2007

Alhamdulillah..Syukur kpdMu ya Robbi

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket



Assalamualaikum wrth...

ribuan terima kasih ku ucapkan pdMu Ya Allah...ikhlas dr hatiku. Setelah aku rasa amat sedih...setelah aku diguris hati..setelah aku menitiskan air mata krn seseorang dan ttg hidupku. Aku tiba2 rasa gembira bhw aku dpt pergi ke Seminar Interaktif Falak Syar'ie. Aku tahu pendaftaran sudah tutup. Tapi tadi malam, aku talipon mesjid Siglap...sorg ustdz yg angkat.

aku: "Esok ada seminar interaktif Falak kan?"
ustdz: "Yer2..saya..."
aku: "Saya ingin daftar esok tapi sy tahu pendaftaran dah tutup. Jadi boleh tk sy dafar esok pagi?"
ustdz: "Awk nk jugak daftar?"
aku: "Yer..."
ustdz: "ok..tggu sekejap"
ustdz: "siapa nama?"
aku: "suhana bte rasid. tkde 'h'"
ustdz: "kite perlukan ic no jugak sbb ini akan dicatat dlm sijil nanti."
setelah aku beri no talipon dan ic no..aku diberitau olehnya utk dtg awal 8 pagi supaya dapat dilunaskan bayaran dan utk confirmation. Mmg awal bagi aku yg tinggal di barat dan mejed itu di timur..tapi ape pun..aku tetap ingin pergi. Sok bangun awal2... daftar kt auditorium... Alhamdulillah...tk sabar!!!

okay suhana...segala kesedihan sudah pun dihapus olehNya....

Tuesday, April 24, 2007

Indahnya hidup berpasangan

http://indrayogi.multiply.com

Assalamu'alaikum,


Alhamdulillah, tanggal 23 Maret kemarin umur saya bertambah (atau berkurang ?). Sekarang semuanya berjalan biasa saja, tidak ada yang istimewa. Kalau dulu biasanya memang ada sedikit perayaan kecil, misalnya traktir keluarga makan diluar. Tapi kali ini tidak, selain karena saudara yang lain sibuk sendiri, juga karena semakin bertambahnya keluarga jadi rasanya sedikit berat juga :p.

Tahun ini adalah yang pertama kalinya umur saya bertambah (berkurang ?) dengan didampingi teman sejati. Saya masih ingat tahun kemarin ulang tahun saya, saya keliling Jakarta dengan teman-teman rismata sambil bagi-bagi nasi kotak. Kali ini cukup diam dirumah dengan Nina. Tanggal 23 Malamnya ketika saya hendak berangkat ke peraduan alias tidur, saya melihat mata Nina sedikit menerawang, seperti ada sesuatu yang dia pikirkan. Lama saya perhatikan sampai akhirnya Nina sadar bahwa saya sedang memperhatikan dia.

"Lagi mikirin apa Nin ?"

Nina tak menjawab pertanyaan saya dan hanya tersenyum. Tak berapa lama kemudian mata Nina mulai berkaca-kaca dan bulir-bulir airmata yang jernih pun mulai mengalir turun dari mata ke pipi. Saya cukup tersentak melihat Nina yang tiba-tiba menangis.

"Nina, kamu kenapa ?! Indra punya salah sama kamu yah ?". Nina menggelengkan kepala.

"Yakin ?" tanya saya coba mendapatkan jawaban yang pasti.

Nina menjawab, "Ngga kok, ngga ada yang salah sama a'indra, justru Nina yang ada salah sama a'indra". Saya makin bingung dibuatnya karena saya tak sedikitpun merasa bahwa Nina punya salah dengan saya. Nina pun melanjutkan kalimatnya,

"Aindra, maaf ya....dihari ulang tahun aindra yang ke 26 ini Nina ngga bisa ngasih kado apa-apa....."

Saya tersenyum sekaligus takjub mendengar Nina bicara seperti itu. Sepertinya Nina tidak menyadari bahwa sebenarnya dialah hadiah ulang tahun yang teristimewa yang pernah ada dalam hidup saya. Kehadirannya semakin meneguhkan iman saya dan semakin yakin Allah Maha Adil. Keberadaannya mampu menyeimbangkan ritme kehidupan saya. Kesedehanaannya mengalahkan segala pesona dan kesabarannya mampu melunakkan hati yang keras. Tutur katanya yang selalu lemah lembut dan tak mampu berkata keras selalu berhasil membuat suasana hati menjadi tenang dan tentram.


Selaras dengan apa yang ada di Al Qur'an, Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang [QS 30:21]. Apa yang saya tulis ini tidaklah berlebihan bagi saya.

Kejadian diatas membuat saya berpikir, Subhanallah, betapa Allah Maha Sayang terhadap hamba-hamba-Nya walaupun masih banyak yang ingkar dan kufur akan nikmatNya. Allah menciptakan semuanya berpasangan, Allah berfirman :

Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui [QS 36:36]

Manusia pun diciptakan oleh Allah berpasang-pasangan agar segala kesulitan, kemudahan dan kebahagian hidup ini dapat dijalani bersama. Agar masing-masing berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul khairat) dan saling mengingatkan dalam kealpaan. Pernahkah terbayang di benak kita bahwa kita akan hidup sendiri selamanya tanpa pernah sekalipun merasakan indahnya hidup berpasangan. Rasanya sulit bagi manusia normal untuk menolak salah satu bentuk kenikmatan yang diberikan oleh Allah, yaitu hidup berpasangan.

dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. [QS 53:45]

Akhirnya Allah pun menegaskan tujuan dari berpasangan,

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.[QS 51:49]

Inilah salah satu keindahan dari hidup berpasangan, agar kita selalu dapat mengingat kebesaran Allah dan mensyukuri nikmat-Nya....

Fabiayyi alaa i Robbikumaa Tukaddzibaan....

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?......



Ya Zawjati...
Having Allah as my God,
Prophet Muhammad as my leader
and you as my wife
is the best gift in my whole life.
Alhamdulillahi Robbil 'alamin....


Wassalamu'alaikum

Sunday, April 22, 2007

Alim Yang Menyesatkan

Pandangan dari Maarof Salleh

Bagaimanakah kita menilai apakah seseorang yang dianggap alim (jama'nya ulama) itu bercakapa benar atau merujuk sumber ilmiah yang betul? Bagaimanakah pula kita harus memberikan reaksi kepadanya?
Contohnya, Osama Bin Laden, yang bagi para pemujanya ialah seorang alim dan berwenang. Dia mengeluarkan fatwa yang menghalalkan serangan ganas ke atas Amerika Syarikat dan sekutunya sebagai jihad yang dibenarkan agama. Padahal, para ulama menghukumkan fatwanya menyesatkan. Ancaman alim palsu atau ulama su' (daripada istilah Imam Ghazali dalam bukunya Bidayatul Hidayah) sudah berlaku sejak lama. Mereka tidak bercakap yang benar atau mengguna pakai sumber yang berupa pemalsuan agama. Malah, tanggapan mereka yang demikian itu sampai ke dalam rancangan televisyen atau sidang rasmi yang membahaskan kepentingan umum.
Sebuah akhbar arus utama Malaysia pada Ahad lalu menyiarkan pandangan dua ulama yang kian menarik sorotan - Dr Moh Asri Zainal Abidin, Mufti Kerajaan Negeri Perlis, dan Dr Syed Ali Tawfik Al-Attas, Ketua Pengarah Institut Kefahaman Islam Malaysia (Ikim). Dr Mohd Asri lulusan agama, manakala Dr Syed Ali pula lulusan konvensional. Solah mendedahkan alim, ulama atau golongan mana yang betul kini hangat di sebarang Tambak. Mufti Perlis mempersoalkan sikap sesetengah penceramah agama yang juga ahli panel siaran agama televisyen yang disifatkannya "belum mencapai piawaian ilmu". Katanya, mereka tidak ilmiah dan menyampaikan fakta palsu atay tidak munasabah. Namun, pandangan Dr Moh Asri, yang berusia 35 tahun dan lulusan bidang bahasa (balaghah), mendapat tetangan ramai ulama Malaysia. Mentelah beliau dikatakan mencemuh golongan Hadrami (dari Hadramaut Yaman) dan amalan sufi. Dr Tawfik pula lebih menjurus kritikannya terhadap budaya Melayu dan Islam. Misalnya, beliau mengupas isu identiti Melayu dalam beberapa sidang perwakilan Umno, pertubuhan politik terbesar yang mengwakili orang Melayu, yang umumnya beragama Islam. Menurut beliau, dalam definisi Melayu yang termaktub dalam Perlembagaan Persekutuan serta berdasarkan amalan turun menurun di negara itu, agama Islam merupakan ciri utamanya.
Hujahnya, apa jua formula merumuskan identiti Melayu harus menyertakan nilai atau unsur penting daripada ajaran Islam seperti nilai keluhhuran akhlak dan keadilan sosial. Lantaran itu, penyertaan sktif kalangan elit agama, termasuk ulama, mesti ada dan menonjol.
Menurut Dr Tawfik, golongan elit agama, termasuk ulama, memang ada. Malangnya, suara-suara aktif mereka menyumbang dalam perbincangan mengenai identiti Melayu tidak kedengaran atau kendengaran pun tidak menyerlah.
Akibatnya, kata beliau lagi, gagasan Melayu Umno kekaburan dengan nilai-nilai murni Ilsam. Kesannya, berlaku banyak kekeliruan apabila diterapkan dalam amalan pemerintahan atau dalam kehidupan sosial. Mungkin Dr Tawfik cuba menunjukkan banyaknya amalan buruk dan tidak beretika berlaku dalam kerajaan yang Umno menjadi rakan kongsi paling utama, misalnya masalah rasuah, salah guna kuasa dan pecah amanah.
Bahaya penyakit sosial pula dikatakan kian menular dalam kehidupan masyarakat. Orang ramai kian tertekan dengan budaya lepak dan gejala mat rempit dalam kalangan anak muda serta kes kebejatan moral dan salah guna dadah dan sebagainya.
Namun, masalah ini bukanlah sekadai di Malaysia saja. Umat Islam di mana jua sering menanggungnya selagi itu integrasi ilmiah atau keilmuan tidak dihormati. Yang jelas, risiko cukup besar ditanggung orang awam atau rakyat apabila golongan yang memakai gelar ulama atau elit agama tidak cukup arif, apatah lagi bercakap yang benar.
Sayangnya, yang betul-betul alim pula membisu saja walaupun kekeliruan berlaku. Mengapakah terdapat ulama dan elit agama berpendirian demikian?
Para imam besar, seperti Imam Ghazali, sudah lama membincangkannya. Hakikatnya, ulama juga insan biasa yang mengalami beberapa kekurangan seperi kesibukan mengisi jadual. Mereka juga tidak dapat menguasai pelbagai ilmu dan terbatas bidang mereka saja. Malangnya, tuntutan umat kini amat besar atas ulama agar memberikan jawapan segera seperti rancangan ceramah di radio atau televisyen. Gambaran media pula semacam mendorong seseorang alim dinila bak selebriti.
Akibatnya, etika seseorang alim di segi keilmuan kurang menjadi pertimbangan penting baik bagi pihak penganjur rancangan. Di segi lain, mungkin ramai ulama yang enggan menonjolkan diri kerana tidak mahu dianggap bercanggah dengan keputusan pihak yang sedang memegang kuasa - khuatir risiko yang tidak berbaloi. Sejarah Islam menunjukkan memang ada ulama yang terpaksa meringkuk di penjara demi menegakkan keadilan. Sehingga kini pun, cara Machievelli , iaitu prinsip 'tujuan menghalalkan cara' masih berlaku di sesetengah negara majoriti Islam. Akibatnya, elit agama, termasuk ulama, terpaksa berhati-hati untuk mempengaruhi midan pihak atasan. Hanya setelah keyakinan itu diperolehim barulah boleh diusahakan langkah-langkah menerapkan nilai-nilai tulen agama. Mungkin juga, seperti yang dihimbau Dr Tawfik bahawa terdapat "ulama bikinan" daripada kalangan mereka yang sengaja diangkat untuk memberikan pengesahan agama kepada beberapa dasar pihak yang sedang memegang kuasa.
Ketika berlaku pemberontakan tentera Turkey Mamluk di Baghdadm tentera Turkey dikatakan mempunyai fikiran sempit. Mereka memerlukan dukungan rakyat bagi menjayakan matlamat mereka untuk menguasai kerajaan, Ketika itu pulam golongan pemikir rasional atau muktazilah sedang berpengaruh kuat. Kerajaan baruitu memecat tokoh-tokoh nahzab muktazilah daripada memegang jawatan-jawatan rasmi yang berpengaruh dalam bidang fikiran dan politik. Banyak ulama aliran muktazilah dipenjarakan dan dibuang negeri. Sebagai gantinya, mereka memanggil semula aliran pemikiran nas (yang berpandukan teks agama seperti Al-Qurn dan Hadis tanpa menerima penggunaan akal dan rasional dalam memaham agama).
Dalam zaman pemerintahan Khalifah al-Qadir Billah (991-1031 M), berlaku kemuncak usaha membanteras kecenderungan ilmiah dan pemakaian pemikiran rasional sebagai pendekatan uama memahami agama.
Khalifah itu membuat perisytiharan yang antara lain melarang pengajian dan perdebatan tentang ilmu kalam, khususnya dalam faham rasional, melaknat golongan muktazilah di atas mimbar masjid sehingga orang ramai menjadi keliru bahawa berfikiran rasional dilarang Islam.
Mungkin ada aspek-aspek keterlaluan dalam soal amalan rasional pada gerakan muktazilah. Namun, ini tidak bermakna berfikiran rasional tidak boleh sama sekali. Hakikatnya, Islam menggalakkan kemerdekaan fikir demi meneroka ilmu agar tercapai kebenaran dalam apa jua hal.
Dalam Al-Quran, banyak sekali seruan agar kita berfikir, merenung, membandingkan, meneroka dan melihat kejadian alam dan sejarah manusia.
Tegasnya, Islam memberikan penghormatan yang tinggi kepada ilmu dan daya fikir sehingga wahyu pertama menyuruh insan agar 'membaca'. Keadaan ummah akan menjadi lebih buruk andai ulama dan elit agama hanya memilih untuk membisu, apatah lagi keberatan mendorong orang Islam agar berfikiran rasional dan mengkaji ke akar masalah dengan pelbagai pendekatan ilmu.
Hanya dengan ilmu dan petunjuk alim yang bertanggungjawab, kepalsuan dapat ditanggalkan.

-Retype: Suhana Rasid-

Sunday, April 01, 2007

Kisah Teladan : Gadis tewas dalam posisi menari‎

Sebagai pemandi mayat selama 13 tahun di Saudi Arabia ia belum pernah melihat pemandangan seperti ini. Ketika ia membuka selimut yang menutupi mayat tersebut ia seketika pingsan. Beberapa wanita datang berusaha menyadarkannya, setelah ia sadar Fulanah segera menemui ibu si mayat tersebut dan bertanya, wahai ukhti seumur hidupku aku belum pernah melihat kondisi jasad yang demikian, aku melihat jasad putrimu dalam keadaan menari (berjoget) apa yang dilakukan putrimu di masa hidupnya??
Sang ibu dengan terisak menceritakan, bahwa putrinya semasa hidupnya meminati musik dan nyanyian. Ia terlalu cenderung dengan musik, terlebih usianya yang baru menginjak remaja (ABG * anak baru gede / puberty )sulit bagi sang ibu untuk menasehatinya. Ia senang menonton lagu-lagu favorit yang sedang hit dalam video klips, menyukai penyanyi-penyanyi tersebut dengan penuh cinta. Hidupnya hanya di isi dengan nyanyian dan musik.

Suatu hari gadis belasan tahun itu datang dalam sebuah pesta, karena memang ia diundang oleh kawannya. Dalam sebuah pesta tentu saja didalamnya ada nyannyian dan musik. Maka ketika lagu kesayangannya dinyanyikan ia tidak dapat menahan dirinya.Mulailah ia menari (berjoget) dan bernyanyi dengan riangnya. Dalam keadaan yang sangat bersemangat itu tiba-tiba ia terjatuh dan tubuhnya membentur meja di depannya. Ia tak sadarkan diri, orang-orang di sekitarnya berusaha menolongnya dan mereka mendapati gadis itu telah tiada. Dan, tubuhnya kaku (benar-benar kaku dan keras)tidak dapat digerakkan. Dengan posisi tangan meliuk di atas kepala (sebagaimana layaknya orang berjoget).

Setelah mendengar penjelasan sang ibu, Fulanah berusaha memandikan mayat gadis malang itu ia pun berusaha memposisikan jasad sang gadis sebagaimana layaknya mayat yang akan dikafankan. Tapi, subhanallah jasad itu benar-benar kaku seperti batu, ia tidak dapat menekukkan tangan sang mayat, akhirnya ia pasrah membungkus mayat dalam keadaan sebagaimana adanya.

Jika akhir hidup manusia yang menggemari para penyanyi seperti diatas mendapatkan hukuman seperti itu, bisakah kita membayangkan bagaimana keadaan para penyanyi (artis) itu sendiri bila mereka tidak segera bertaubat kepada Allah ?

Tidakkah kita mengambil ibrah ini wahai hamba Allah?? Tidak menjadi jaminan usia yang muda tidak akan diburu ajal? Tidakkah kita takut ketika kita melakukan maksiat tiba-tiba Allah mencabut nyawa kita dengan mendadak? Berapa banyak generasi salaf takut akan kondisi diatas, mati dalam keadaan suul khatimah (akhir yang buruk).Ada diantara mereka yang senantiasa berdoa agar Allah mewafatkan mereka ketika mereka sedang sujud sehingga Allah pun mengabulkan doanya. Semoga Allah menjadikan kita senatiasa istiqamah dalam ketaatan dan mengakhiri hidup kita dengan husnul khatimah.amin.


Sumber: Daurah Syar'iyah Muslimah Mahad Darul Hidayah, Rabwa, Riyadh.

Muraja'ah oleh : Ustadz Eko Hariyanto Lc