Monday, January 02, 2006

Al-Qur'an itu Pencemburu, Ia Meninggalkan Orang yang Meninggalkannya




eramuslim - Bulan Ramadhan memang telah lewat. Tapi kesejukan malam-malam di bulan itu, boleh jadi masih terasa di antara kita. Jika kita sebagai Muslim Mesir, kita pasti mengenal salah seorang imam Masjid yang sangat digemari oleh para jamaah. Dia adalah Syaikh Muhammad Jibril. Ia ulama al-Qur'an yang namanya tertambat di dalam hati jutaan kaum Muslimin di Mesir. Adalah malam-malam indah yang begitu berkesan, bila seorang Muslim bisa berdiri mengikuti shalat tarawih yang dilakukannya di Masjid Amr bin al-Ash di Kairo. Karenanya, ribuan orang selalu berusaha berada di masjid, mendengarkan alunan tilawah al-Qur'annya sebagai imam, dan mengamini do'a serta munajat yang diucapkannya di dalam shalat tarawih.


Sebenarnya dia tidak hanya mengimami jamaah masjid di Mesir, tapi kerap bertandang ke berbagai negara dan memimpin shalat berjamaah dengan suaranya yang sangat baik dalam membaca al-Qur'an. Syaikh Muhammad Jibril, adalah salah satu ulama al-Qur'an yang begitu lekat dalam hati umat Islam Mesir saat ini. Berikut petikan dialog yang dilakukan oleh Islamonline bersama Syaikh al-Qur'an ini:

Bagaimana anda belajar al-Qur'an, hukum dan bacaannya, dan bagaimana anda memelihara hafalan dan bacaan al-Qur'an?


Aku belajar dan menghafal al-Qur'an, mempelajari hukum-hukumnya melalui kitab-kitab tradisional di salah satu desa di distrik Qalyubiya. Ketika itu aku berguru dari Syaikh Amin Sulaiman rahimahullah. Dan hingga kini aku masih berusaha membaca dan menghafal al-Qur'an.

Yang terpenting dalam menghafal al-Qur'an adalah mengulang hafalannya setiap hari dan memperkuat hafalan. Rasulullah saw telah memerintahkan kita untuk hal itu. Beliau bersabda, "Peliharalah hafalan al-Qur'an. Demi Zat yang jiwaku ada di Tangan Nya, sesungguhnya memelihara al-Qur'an itu lebih sulit berada di hati seseorang dari pada lepasnya seekor unta dari ikatannya. Karenanya, al-Qur'an itu mempunyai rasa cemburu. Kecemburuan al-Qur'an adalah ia akan meninggalkan orang yang meninggalkannya. Jika engkau mengabaikan dan melupakannya satu hari saja, ia akan melupakan dan mengabaikan Anda selama satu minggu. Dan jika engkau meninggalkannya selama satu minggu, maka ia akan meninggalkan Anda selama satu bulan.

Bagaimana mungkin seseorang menghafal al-Qur'an dan tidak melupakannya?

Yang harus dilakukan orang yang menghafal al-Qur'an adalah mempunyai agenda harian untuk berjanji dengan dirinya dan di hadapan Allah agar tidak lupa terhadap ayat yang dihafalnya. Terlebih saat sekarang banyak sekali godaan yang mengganggu kita. Aku membaca al-Qur'an ribuan kali dan mengkhatamkannya hampir setiap enam hari sekali. Dan meskipun demikian, ketika aku mengulang membaca, aku masih merasa seperti membacanya pada pertama kali.

Al Qur'an itu tetap saja 'perawan'. Tidak pernah habis keajaibannya. Orang yang mencintai al-Qur'an harus menjadikan al-Qur'an bagian dari agenda hariannya. Agar minimal ada satu juz setiap hari dia mengulangi hafalannya agar tidak lupa. Di samping itu ia juga harus sering mendengar bacaan al-Qur'an untuk memperkuat hafalan. Itu juga dilakukan oleh Rasulullah saw yang gemar mendengar bacaan al-Qur'an dari orang lain.

Dan yang penting, seorang Muslim harus memiliki mushaf pribadi yang menjadi rujukan ketika ia membaca dan menghafal al-Qur'an setiap hari. Sehingga ia akan mudah ingat posisi halaman dan ayat ayat yang dibacanya dalam pikirannya. Kemudian ia juga harus mempunyai waktu khusus tertentu untuk mengulang hafalan. Sebaiknya waktu itu adalah waktu fajar karena saat itu adalah saat tenang dan penuh barakah. Benarlah firman Allah swt yang menyebutkan, "Dan (bacalah) al-Qur'an di waktu fajar, sesungguhnya (membaca) al-Qur'an di waktu fajar adalah disaksikan (para Malaikat)." (QS al-Isra: 78)

Nasihat paling penting dalam hal ini adalah keikhlasan dan kecintaan kepada al-Qur'an. Kedua hal inilah yang akan menjamin pemeliharaan hafalan terhadap al-Qur'an.

Apakah menghafal dan membaca al-Qur'an mempunyai efek bagi prilaku seorang Muslim dalam kehidupannya?

Tentu saja. al-Qur'an mempunyai pengaruh langsung terhadap prilaku seorang Muslim dan akhlaknya. al-Qur'an menjadikannya seperti al-Qur'an berjalan di atas bumi. Artinya, orang yang dekat dengan al-Qur'an akan lebih terpelihara dan lebih terjaga dengan perintah al-Qur'an secara lebih baik dan menghindari larangannya.

Singkatnya, orang itu akan berprilaku seolah-olah ada Allah di hadapannya. Karena firman-firman Allah telah tertanam dalam hatinya. Islam telah memberikan contoh baginya yakni Rasulullah saw. yang disebutkan dalam sebuah hadits bahwa akhlaknya adalah al-Qur'an.


Bagaimana caranya agar seorang Muslim bisa membaca al-Qur'an dan tetap dengan memelihara tadabbur dan tafakkurnya terhadap kalamullah?


Seorang Muslim bisa terbantu mentadabburi al-Qur'an yakni dengan mengetahui bahwa Allah tengah berbicara kepada dirinya, dan dirinya. Adakah yang lebih mulia dari perasaan seperti ini? Hendaknya ia berfikir pada perintah Allah, memperhatikan dengan baik ketika al-Qur'an memanggil dirinya dalam ayat-ayatnya. Katakanlah dalam dirimu, apakah aku adalah orang-orang mukmin yang menjadi objek dari firman Allah swt.


Tapi ada banyak orang yang mendengarkan al-Qur'an lalu mereka tidak terpengaruh dengan ayat ayat itu. Kenapa seperti itu?


Ada beberapa sebab yang m enyebebkan lenyapnya pengaruh al-Qur'an dari diri orang yang membaca dan mendengarkannya. Tapi sebab utamanya ada dua?

Pertama, kurangnya keimanan. Karena jika ada keimanan yang baik dalam hati, pasti anggota tubuh akan tunduk dan mudah lembut ketika mendengarkan ayat-ayat al-Qur'an dibaca.

Kedua, banyaknya dosa. Dosa dalam hati itu bisa menghalangi eterpengaruhan seseorang dengan ayat ayat al-Qur'an. Hati memang bisa karatan seperti karatannya besi. Itu yang juga disabdakan oleh Rasulullah saw. Dan ketika sahabat bertanya, apakah yang bisa menghilangkan karat dalam hati? Rasulullah saw menjawab, "Membaca al-Qur'an."

wallahu'alam..

No comments: