Monday, February 13, 2006

Berperilaku Halus

AlDakwah.org---Disebutkan dalam Hadits-Hadits berikut:
"Dari Abu Huraihah ra,ujarnya: Rasulullah saw bersabda: "Nasihatilah para wanita itu baik-baik, karena wanita itu diciptakan dari tulang rusuk; dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang teratas. Jika engkau berlaku keras dalam meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Akan tetapi, jika engakau biarkan dia, tentu akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berikanlah nasihat baik-baik kepada para wanita." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw bersabda: "Orang mu'mim yang paling baik imannya yaitu yang paling baik akhlaqnya; dan orang yang paling baik di antara kamu yaitu orang yang sangat baik kepada istrinya." (H.R. Bukhari)
Penjelasan:

Perilaku halus & mulia ialah perilaku yg tidak menyakitkan hati org lain. Perilaku ini bisa tercermin pd ucapan & perbuatan. Kalau ada seseorg yg berbicara dgn kata-kata yg halus tetapi isinya menyakitkan hati yg mendengarkan, org semacam itu berperilaku kasar kpd org lain.

Adapun perilaku kasar adalah perilaku yg menyakitkan org lain, baik secara fisik maupun secara mental. Memukul, misalnya, secara fisik menimbulkan rasa sakit pd yg dipukul. Membentak atau memarahi secara semena-mena juga akan menimbulkan rasa sakit pd perasaan yg dimarahi.

Perlakuan kasar semacam ini sudah tentu tidak disukai olh siapa saja, sekalipun olh org uang berbuat keliru atau salah, krn setiap orang pd dasarnya menghendaki sikap ramah atau halus walaupun berbuat salah.

Hadits pertama memerintahkan kpd para suami utk tidak berbuat kasar dlm meluruskan kesalahan-kesalahan istrinya. Para suami hendaknya membetulkan kekeliruan istrinya dgn cara-cara yg halus & baik.

Hadits kedua memuji suami yg memperlakukan istrinya dgn baik & mulia. Oleh krn itu, Rasulullah saw sendiri memberi contoh bagaimana beliau memperlakukan istri-istrinya dgn lembut & ramah.

Kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan dgn mulus. Hampir setiap saat muncul permasalahan yg bisa menimbulkan perselisihan , pertengkaran & percekcokan antara suami istri. Bila suami org yg berperilaku atau kejam, ia tidak akn segan-segan berbuat kasar & kejam kpd istrinya. Sudah tentu perlakuan kasar semacam ini tidak diinginkan olh setiap istri walau berbuat salah.

Istri yg mendapatkan suami berperilaku kasar & kejam akn selalu menjadi sasaran kekasaran & kekejaman suaminya. Ia besar kemungkinan akn lebih byk mengalamai penderitaan fisik & mental drpd menikmati suasana bahagia & sejahtera lahir bathin. Byk kasus kita temukan di tengah masyarakat bahwa perilaku suami yg kasar & kejam kpd istrinya dpt menyebabkan penderitaan fisik & mental istri dan anak-anak selama-lamanya.

Utk mencegah terjadinya tindakan kasar suami terhdp istri, perlulah para perempuan sejak dini benar-benar mengamati & meneliti perilaku calon suaminya apakah dia termasuk org yg suka berbuat kasar & kejam ataukah org yg berperilaku halus & mulia. Cara yg dpt ditempuh antara lain:

Memperhatikan kebiasaan dirinya & keluarganya apakah mereka suka berbuat kasar & kejam atau tidak.
Menanyakan kpd teman-teman atau tetangga dekatnya apakah yg bersangkutan atau keluarganya sehari-hari berperilaku ramah & halus atau kasar & kejam kpd org.
Menanyai para pembantu atau pelayan, jika punya, apakah mereka sering diperlakukan kasar & kejam atau diperlakukan halus & terhormat.
Mengajukan sejumlah pertanyaan yg bersifat tes psikologis sehingga dpt diketahui apakah dia tipe org yg kasar & kejam atau halus & mulia. Utk mencegah agar para perempuan tidak terperangkap dlm rumah tangga yg dikuasai olh suami dgn perilaku kasar & kejam, setiap perempuan yg hendak menikah harus benar-benar memperhatikan sifat & perilaku calon suaminya.


Jika ternyata ia seorg yg berperilaku kasar & kejam, hendaklah ia menjauhinya & menunggu serta memohon kpd Allah utk diberi ganti dgn lelaki lain yg memenuhi harapannya sbg suami yg baik. Ia sebaiknya tidak tergesa-gesa menerima lamaran seorg laki-laki yg belum jelas perilakunya. Ia hendaklah mengadakan penyelidikan yang sungguh-sungguh supaya terjauh dr malapetaka fisik & mental kelak sesudah berumah tangga.***

No comments: